Bacaan untuk Para Biang Bola - Profil Pelatih Sepak Bola Bertangan Dingin

No Comments
Biang bola memang selalu terekspose di berbagai media tapi itu tidak berlaku bagi sang pelatihnya kurang diberitakan jika dibandingkan dengan profil pemain bintang, dan maraknya pemberitaan hasil pertandingan atau kerasnya persaingan menuju juara. Padahal kesuksesan dari sebuah tim, tak terlepas dari sang perancang strategi di pinggir lapangan ini.

Namun, biang bola tak perlu bersedih karena tulisan ini akan membahas tentang profil para pelatih kelas dunia. Saat ini, tak banyak pelatih sepak bola bertangan dingin yang sangat disegani karena telah terbukti sukses menukangi sejumlah tim. Dari sekian banyak pelatih yang ada, hanya beberapa saja yang masuk ke dalam kategori “pelatih sepak bola bertangan dingin”. Siapa sajakah pelatih tersebut?

Jose Mourinho, Pelatih Favorit Para Biang Bola

Mendengar namanya, para biang bola pasti langsung teringat akan "mulut besarnya". Pria kelahiran Setubal, 26 Januari 1963 ini, Jose Mourinho, memang dikenal sebagai pelatih yang sering sesumbar dengan mulut besarnya. Biang bola pun mengenalnya sebagai pelatih yang over confident dan berani berkonfrontasi dengan siapa pun.

Di balik karakternya yang unik tersebut, Mou, begitu sapaannya, adalah sosok pelatih bertangan dingin yang sukses dalam setiap kesempatan menukangi tim yang dilatihnya. Oleh karena itu, ketika Jose Mourinho meninggalkan Liga Inggris untuk melatih klub Italia, Inter Milan, Alex Ferguson sangat kehilangn karena Mou dianggap sebagai kompetitor terkuat Sir Alex.

Rekam jejak kepelatihannya bisa dijadikan bukti bahwa Mou bukanlah pelatih sembarangan. Sebenarnya, Mou bukanlah pelatih yang mengawali kariernya sebagai pemain hebat, justru Mou merupakan akedemisi yang belajar sepak bola dari kampus.

Setelah Mou lulus dari Universitas Lisboa tempatnya belajar, ia menjadi penerjemah Bobby Robson di Sporting Lisbon. Bobby Robson bukanlah nama sembarangan, ia adalah pelatih Inggris yang berpengalaman dan banyak melahirkan pemain hebat sekelas Bryan Robson dan Paul Ince. Biang bola pasti ingat siapa mereka.

Selain menyerap ilmu dari Bryan Robson, Mou juga sempat berguru pada Louis Van Gaal, pelatih bola hebat lainnya dari Belanda saat ia menjadi asisten di Barcelona. Setelah dirasakan cukup, Mou lalu menjadi pelatih penuh di klub pertamanya, yaitu Benfica.

Di Benfica, ia tak perlu lama karena langsung ditarik ke klub elit Portugal lainnya, yaitu FC Porto. Di klub inilah Mou mulai menyita perhatian dunia dengan membawa pulang enam trofi juara termasuk treble winners di tahun 2003 dan yang paling fenomenal adalah membawa gelar juara Liga Champion UEFA.

Biang bola, klub berikutnya yang merasakan tangan dingin Mou adalah Chelsea. Di klub ini, lagi-lagi Mou membuat prestasi besar, yaitu membawa Chelsea menjadi juara Liga Primer Inggris lagi setelah 50 tahun penantian panjang di tahun pertamanya melatih. Saat melatih klub inilah Mou mendapat julukan “The Special One”.

Pada musim kompetisi 2006/2007, Mou berhasil membawa Chelsea merebut gelar Piala FA dan Piala Carling, namun ia malah meninggalkan klub tersebut dan pindah ke Inter Milan. Biang bola, di Inter Milan ternyata Mou langsung menggebrak dengan merebut gelar juara Piala Super Italia tahun 2008. Prestasi tersebut dilanjutkan dengan menjadi juara Liga Italia sejak musim 2008/2009 sebanyak 3 kali berturut-turut.

Pada tahun 2009/2010, Inter menjadi juara Piala Champion setelah 38 tahun Inter Milan tak pernah juara lagi. Di final, tepatnya di Stadion Santiago Bernabeu pada tanggal 23 Mei 2010, Inter berhasil mengalahkan Bayern dengan skor 2-0. lnter juga merebut juara Coppa Italia di tahun yang sama. Dengan demikian, Inter Milan meraih trebel winner di tahun tersebut.

Prestasi nyaris sempurna Mou itu membuat sejumlah klub kaya kepincut untuk merebutnya dari Inter Milan. Akhirnya biang bola, pada musim 2010/21011, Mou berlabuh di klub kaya Spanyol, Real Madrid, menggantikan pelatih sebelumnya Manuel Pellegrini.

Di tahun pertamanya, Mou langsung membawa pulang gelar juara Copa del Rey setelah megalahkan seteru abadinya, Barcelona. Prestasi tersebut cukup unik karena berarti Mou adalah pelatih satu-satunya di dunia yang mampu membawa gelar juara domestik di empat negara berbeda, yaitu Spanyol, Inggris, Italia, dan Portugal.

profil pelatih bola Alex Ferguson

Alex Ferguson, Pelatih Favorit bagi Para Biang Bola Pecinta MU

Biang bola, pelatih bertangan dingin berikutnya adalah Sir Alex Ferguson. Pelatih asal Skotlandia ini telah melatih klub kaya asal Inggris Manchester United sejak 6 November 1986. Lamanya perjalanan waktu tersebut sebanding dengan prestasi yang berhasil ia raih.

Bersama MU, Fergie berhasil merebut sepuluh kali gelar juara Liga Primer. Bahkan, di tahun 1999, MU meraih treble winner dengan memenangkan juara Liga Primer, Piala FA, dan juara Liga Champion sekaligus. Bagimanakah awal karier Fergie ? Biang bola ikutilah kisah perjalanan karir Alex Ferguson di bawah ini.

Berbeda dengan Jose Mourinho yang meniti karier kepelatihan dari latar belakang akedemisi, Sir Alex justru pernah bermain di klub amatir Queens Park saat berusia 16 tahun. Kemudian berturut-turut Fergie bermain untuk klub St, Johnstne, Dunfermline, Glasgow Rangers, Nottingham Forest, dan terakhir Ayr United.

Biang bola, bila dilihat dari klub-klub yang pernah dibela Fergie, nampaknya tak ada yang merupakan klub besar yang prestasinya mendunia. Memang karier Fergie saat menjadi pemain tidak secermelang saat ia menjadi pelatih.

Seusai pensiun sebagai pemain, Fergie mulai meniti karier sebagai manajer-pelatih. Klub pertamanya adalah East Stirlingshire di tahun 1974. Beberapa bulan kemudian, ia pindah ke St. Mirren dari 1974 hingga 1978, dan Aberdeen sejak1978-1986.

Pada perhelatan Piala Dunia 1986 di Meksiko, Fergie ditunjuk sebagai pelatih utama timnas Skotlandia. Setelah itu, barulah ia menerima pinangan klub Inggris Manchster United. Biang bola, ternyata kondisi klub Manchester United pada saat itu sedang tidak baik.

Di musim pertamanya bersama Manchester United, Fergie mendapati sejumlah pemain pilarnya seperti Paul Mc Garth dan Bryan Robson dalam keadaan kecanduan alkohol. Namun, Fergie mampu mengatasinya dengan menerapkan disiplin ketat. Tak mengherankan dalam kondisi tim seperti itu, MU hanya berada di posisi 11 klasemen akhir.

Pada musim 1989, Fergie berhasil meraih gelar perdananya bersama MU setelah menjuarai Piala FA. Hal tersebut tidak terlepas dari kejelian Fergie untuk mendatangkan pemain baru seperti Mark Hughes, Paul Ince, dan Garry Pallister. Kelak ketiganya menjadi legenda MU.

Kejelian memilih pemain itulah salah satu kelebihan yang dimiliki Fergie hingga sekarang. Setelah perekrutan beberapa pemain seperti kiper Denmark Peter Schmeichel dan gelandang Andrei Kanchelskis, di musim-musim selanjutnya seperti yang biang bola ketahui, MU berhasil bangkit dari tidur panjangnya dan menjelma menjadi klub yang paling ditakuti lawan-lawanya hingga saat ini.

Demikianlah biang bola, ulasan singkat tentang profil pelatih bertangan dingin. Nantikan ulasan berikutnya.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments

Post a Comment