Iron Man: Reinkarnasi Komik ke Film

No Comments
Perfilman Hollywood seolah tidak henti menelurkan karya-karya imajinasi yang berbeda. Semua hal seolah mungkin ketika itu semua berada di tangan para kreator film, terutama kreator film-film fiksi. Salah satu film fiksi yang cukup menarik perhatian para penikmat film adalah Iron Man. Berdasarkan jalur cerita, film ini adalah film action, penuh dengan berbagai adegan menegangkan khas film-film action. Namun, jika dilihat secara pembuatan, film penuh aksi ini dapat dikategorikan sebagai sebuah film fiksi. Penuh intrik dan tipuan visualisasi teknologi komputer.

Film yang dibuat di tahun 2008 ini adalah film superhero yang dibuat berdasarkan karakter Marvel Comics, yakni Iron Man. Disutradarai oleh Jon Favreau, film ini menampilkan Robert Downey, Jr. sebagai Tony Stark, seorang usahawan sekaligus insinyur yang membuat eksoskeleton bertenaga dan melengkapinya dengan teknologi canggih untuk membentuk Iron Man. Film ini juga dibintangi oleh Gwyneth Paltrow, Terence Howard, dan Jeff Bridges.

Film ini sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1990 oleh Universal Pictures, 20th Century Fox, dan New Line Cinema sebelum marvel Studios mendapatkan kembali hak pengembangannya pada tahun 2006. Marvel membuat proyek produksi film ini sebagai sebuah film yang didanai sendiri, dengan Paramount Pictures sebagai distributornya. Favreau dipilih sebagai sutradaranya, dengan harapan ia dapat menonjolkan rasa naturalistiknya. Ia memutuskan untuk melakukan syuting sebagian besar adegan film ini di California, tidak di East Coast sebagaimana digambarkan dalam komiknya.

Selama proses produksi, para pemain film ini bebas membuat dialog mereka masing-masing, karena produksi film fokus terhadap jalan cerita dan aksi laganya saja. Baju baja yang terbuat dari gabungan karet dan besi didesain oleh perusahaan Stan Winston. Baju baja tersebut digabungkan dengan pencitraan melalui komputer untuk menghasilkan karakter superhero yang kuat.

Setelah film ini diluncurkan, segera pujian membanjiri para pembuat dan pemainnya. American Film Institute bahkan memilih film ini sebagai salah satu dari 10 film terbaik di tahun 2012. Kesuksesan ini berujung pada pembuatan sekuel yang berjudul Iron Man 2, yang dirilis pada 7 Mei 2010. Film ini memiliki atmosfer yang sama dengan film-film Marvel Studios yang lain. Downey, sang tokoh utama, bahkan muncul juga sebagai Stark di film The Incredible Hulk dan dalam film The Avenger. Sekuel kedua film ini rencananya akan dirilis pada 3 Mei 2013, dengan judul Iron Man 3.

Kritik terhadap Iron Man

Film ini tidak hanya menjadi box office tetapi juga mendapatkan banyak pujian dari para kritikus film. Pada tanggal 1 Mei 2008, film ini dianggap sebagai film terbaik di masanya oleh seorang kritikus situs Rotten Tomatoes, Jen Yamato. Di situs tersebut film ini mendapat banyak ulasan positif. Sementara itu di antara media, majalah "Variety" menyebut film ini sebagai sebuah pertunjukan dengan efek visual yang sangat menghibur yang dibalut dengan polesan yang gaya dan segar.

Pujian juga didapatkan dari majalah "The Hollywood Reporter". Akan tetapi majalah tersebut juga mengungkapkan kekecewaan atas film ini, terutama dalam detail-detail kecil pertempuran antara prototipe-prototipe Iron Man yang berbeda-beda. Film ini mendapat banyak kritik dan pujian; sebagian besar bernada positif yang membuktikan bahwa film yang efek visualnya sangat memanjakan mata ini memang layak menjadi film box office.

Perbandingan Film Iron Man dan Komiknya

Cerita mengenai superhero ini sebenarnya diangkat dari cerita fiksi sebuah komik produksi Marvel Comics Universe. Selain Iron Man, Marvel Comics Universe "melahirkan" tokoh-tokoh fiksi terkenal lain, seperti Spiderman, Daredevil, Fantastic Four, Hulk, X-Men, dan Wolferine. Komik superhero ini bercerita tentang seorang pria bernama Anthony Edward "Tony" Stark. Diceritakan bahwa ia adalah seorang yang kaya raya, cerdas, kerap berganti pasangan, dan industrialis. Masih dalam komik, diceritakan bahwa kecerdasan yang dimiliki Stark ternyata berdampak tidak baik baginya. Stark diculik dan dipaksa untuk membuat senjata yang dapat memusnahkan orang banyak.

Penculikan tersebut ternyata membuatnya sakit hati. Alih-alih membuat senjata pemusnah massal yang diperintahkan, Stark justru membuat baju besi yang menyimpan tenaga. Baju itu ia ciptakan sebagai upaya meloloskan diri dari penculikan tersebut. Stark pun menggunakan baju itu dan berubah menjadi Iron Man. Sepanjang sejarah mengenai karakter tokoh komik, Iron Man merupakan salah satu anggota dari para superhero yang dikenal dengan sebutan Avengers. Ketenaran Iron Man membuatnya diadaptasi dalam berbagai karya fiksi lain. Salah satu karya fiksi yang baru-baru ini mengadaptasi cerita Iron Man adalah film.

Adaptasi cerita komik Iron Man terlahir dalam dua jenis film, film animasi dan film live action. Film Iron Man dalam bentuk live action disutradarai oleh Jon Favreau dan beredar di bioskop-bioskop pada 2008. Ceritanya tidak terlalu jauh berbeda. Paling tidak, karakter Iron Man tidak berubah. Ia tetap digambarkan sebagai seorang lelaki dewasa yang cerdas, kaya raya, dan playboy. Kekayaan yang dimiliki Iron Man versi film didapat dari warisan mendiang ayahnya.

Film live action Iron Man juga bercerita tentang penculikan yang dialami oleh tokoh utamanya tersebut. Sebagai pewaris usaha ayahnya yang bergerak di bidang kontraktor militer, Iron Man yang diperankan oleh Robert Downey Jr. berkunjung ke Afghanistan. Afghanistan yang saat itu tengah berada dalam keadaan perang merupakan "lahan subur" bagi bisnisnya.

Selama berada di Afghanistan, Stark atau Iron Man memperkenalkan senjata militer baru produksi perusahaannya. Sepulangnya dari urusan bisnis tersebut, Stark diserang oleh sekelompok teroris Afghanistan. Stark pun menjadi tawanan para teroris tersebut. Tawanan teroris tersebut nyatanya tidak semata-mata menawan Stark tanpa alasan jelas. Mereka menginginkan Stark membuat senjata yang telah diperkenalkannya tersebut.

Sama dengan jalan cerita pada komik, Stark tidak mematuhi perintah kelompok teroris tersebut. Secara diam-diam, Stark menciptakan sebuah baju besi yang penuh dengan kekuatan. Setelah selesai diciptakan, baju besi tersebut digunakan sebagai senjata melarikan diri dari para teroris Afghanistan. Stark yang terbungkus baju besi tersebut seolah mulai kehilangan jati dirinya. Ia sama sekali tidak dikenali oleh orang-orang terdekatnya. Akhirnya, Stark bekerja sama dengan sebuah agen bernama SHIELD dan mengatakan bahwa Iron Man adalah dirinya.

Kekuatan Efek Visual dalam Iron Man

Favreau, sang sutradara, ingin film ini terlihat meyakinkan dengan cara menunjukkan konstruksi baju bajanya dalam 3 tahap. Stan Winston mendesain baju baja khusus ini dari besi dan karet. Sebelumnya, Stan Winston pernah terlibat dalam pembuatan kostum film Zathura yang juga disutradarai oleh Favreau. Fokus utama Favreau adalah ingin menghasilkan efek visual yang merupakan transisi dari efek komputer dengan kostum manual. Sebagian besar proses ini dilakukan oleh Industrial Light & Magic, yang sebelumnya pernah menangani efek visual untuk film Transformer dan Pirates of the Caribbean: at World's End.

Desain kostum Mark I dibuat terlihat unik, dengan bagian belakang tidak banyak berlapis baja sebanyak bagian depannya. Stark menggunakan baju baja ini untuk melakukan serangan dari depan. Kerja sama antara sutradara yang kreatif dengan para ahli di bidang efek visual menjadikan Iron Man film menarik dengan efek visual yang menakjubkan.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments

Post a Comment