Mesin Waktu dan Perseteruan Barcelona-Real Madrid Era Jose Mourinho

No Comments
Bayangkanlah seandainya kita memiliki mesin waktu. Rasanya menyenangkan melihat momen demi momen yang terlewatkan begitu saja dalam kehidupan dengan mesin waktu tersebut. Apalagi bagi seorang penggemar sepak bola modern. Dengan begitu banyaknya informasi dari internet, kadang ada rasa menyesal tersendiri karena tak bisa menonton pertandingan tertentu yang jaraknya baru beberapa tahun dari saat ini.

Begitu pula jika kita menyaksikan duel El Clasico antara Barcelona dan Real Madrid yang dianggap sebagai duel terakbar dalam dunia sepak bola. Ada kenangan demi kenangan bak putaran mesin waktu dari kedua kubu yang kadang manis, kadang pahit, dan kadang membuat Cules (penggemar Barcelona) atau Madridistas (penggemar Real Madrid) tidak percaya bahwa hal tersebut pernah terjadi.

Setidaknya, dengan menggunakan mesin waktu ada dua momen spesial berkaitan dengan perseteruan Barcelona-Real Madrid era Jose Mourinho. Yaitu, persahabatan Josep Guardiola dan Jose Mourinho, pertandingan pertama Lionel Messi, dan kemenangan besar 5-0 Barcelona pada akhir November 2010. Semuanya itu hanya bisa bisa dilihat dari video atau artikel-artikel sepak bola yang bagaikan mesin waktu.

Mesin Waktu dan Perseteruan Barcelona-Real Madrid Era Jose Mourinho

Mesin Waktu dan Persahabatan Josep Guardiola-Jose Mourinho

Sebelum keduanya berseteru dalam tiga tahun terakhir, Josep Guardiola dan Jose Mourinho mungkin akan memilih memakai mesin waktu untuk mengenang memori indah ketika keduanya bekerja sama satu sama lain untuk Barcelona. Ya, bukan rahasia lagi kalau Jose Mourinho mendapatkan banyak pengalaman ketika menjadi asisten pelatih di Barcelona. Hal ini terjadi dari perjalanan mesin waktu pada tahun 1996 - 1998.

Menilik mesin waktu kala itu, Sir Bobby Robson, yang sudah bekerja sama dengan Jose Mourinho di Portugal selama empat tahun, didapuk untuk membawa Barcelona memenangi sesuatu di musim 1996/1997. Robson tak lupa membawa sang asisten, Jose Mourinho ke Camp Nou.

Tugas Jose Mourinho saat itu cukup spesial. Mesin waktu berkata Ia tidak hanya menjadi asisten, tetapi juga penerjemah taktik Robson (yang berbahasa Inggris) kepada para pemain Barcelona (yang lebih berbahasa Spanyol). Di sinilah, Mou bahu-membahu dengan Josep Guardiola, yang saat itu masih bermain sebagai gelandang di Barcelona.

Seandainya ada mesin waktu, tentu fans Madrid dan Barcelona akan tersipu sendiri menyadari kedua pelatih mereka saat ini dulu cukup solid dalam sebuah tim. Mourinho juga diberi kesempatan ekstra oleh Bobby Robson untuk mengembangkan kemampuan melatihnya. Ia ditugaskan untuk memperketat lini pertahanan Barcelona.

Kebetulan pula, ketika menjadi pelatih kelak, strategi bertahan adalah senjata khas Jose Mourinho. Nah, pada musim 1996/1997, mesin waktu pun menentukan duet pelatih Robson-Mourinho meraih sukses sehingga Barcelona memboyong Piala Winners 1997.

Kala itu juga, mesin waktu bercerita Barcelona diperkuat oleh si tonggos Ronaldo. Sayang, duet ini bubar di musim 1997/1998. Robson digantikan oleh pelatih asal Belanda, Louis Van Gaal. Sang pelatih baru mengetahui bakat besar Jose Mourinho dalam mengatur strategi. Maka dari itu, ia menyarankan agar Mou lebih independen. Tidak hanya menjadi asisten, Mou mesti meraih posisi sebagai pelatih utama.

Dorongan Van Gaal inilah yang kelak membawa Mourinho, bagaikan menggunakan mesin waktu, melintas begitu cepat di klub-klub Eropa.Ya, tercatat sudah tiga klub di tanah perantauan yang ditangani The Special One, yaitu Chelsea, Internazionale, dan terakhir Real Madrid. Semuanya klub besar dengan dana tak terbatas.

Hebatnya, Jose Mourinho sukses meraih gelar di setiap klub tersebut, sejelas perjalanan mesin waktu. Terakhir dalam masa kepelatihannya di Real Madrid, ia bersua kembali dengan Pep Guardiola yang pernah dilatihnya. Namun, kali ini bukan sebagai kawan, melainkan sebagai musuh besar.

Pep begitu sukses bersama Barcelona. Yang unik, meskipun dari segi karier Pep lebih junior, Mourinho tercatat sudah 7 kali dikalahkan oleh Guardiola, sedangkan Mourinho cuma bisa menaklukkan Pep dalam 2 kali kesempatan. Seandainya ada mesin waktu di setiap laga, tentu Mourinho ingin memperbaiki catatan tersuram dalam karier yang begitu cemerlang ini.

Mesin Waktu dan Pertandingan Pertama Lionel Messi

Satu hal yang paling sulit dibayangkan adalah siapa lawan dalam pertandingan pertama Lionel Messi. Ya, Messi memang memulai debut resmi bersama Barcelona pada tahun 2004. Namun, debut nonresmi Messi terjadi pada Desember 2003.

Hal itu terjadi ketika Barcelona diminta untuk menjadi tamu FC Porto, klub Portugal, dalam laga persahabatan. Saat itu laga digelar demi peresmian Stadion baru FC Porto, Dragao. Messi muncul sebagai pemain pengganti. Aksinya memang sedikit kaku dan tidak mencetak gol. Namun, meskipun Barcelona kalah 0-2, penampilan Messi yang saat itu baru berusia 16 tahun mengundang decak kagum. Yang paling unik, ternyata pelatih FC Porto saat itu, tak lain tak bukan adalah Jose Mourinho.

Seolah-olah Tuhan sudah menciptakan skenario mesin waktu bahwa lawan pertama Lionel Messi adalah pelatih yang sekarang menangani Real Madrid, musuh bebuyutan Barcelona. Yang unik, Jose Mourinho seperti mengajarkan betapa sakitnya kekalahan pada Lionel Messi. Kelak, mesin waktu memprediksi Messi akan belajar banyak dari hal ini dan berganti menjadi penyebab kekalahan yang diderita kubu Jose Mourinho di Real Madrid.

Messi sempat bermasalah dengan tim yang diasuh Jose Mourinho dengan tak bisa mencetak gol ke gawang Chelsea dan Internazionale yang sempat ditangani Mourinho. Namun, begitu Mou berada di Real Madrid, Messi sudah mencatat 6 gol dalam 9 pertandingan. Messi seolah selalu memiliki mesin waktu yang merekam sekaligus membuatnya selalu tampil baik ketika menghadapi pasukan Jose Mourinho

Mesin Waktu dan Kemenangan 5-0 Barcelona

Sudah bukan rahasia lagi kalau Barcelona adalah lambang klub “inferior” ketika masa pemerintahan Jenderal Franco di Spanyol. Mesin waktu memperlihatkan aksi sang penguasa untuk memenangkan Real Madrid dan menyingkirkan Barcelona dari persaingan gelar juara. Atas dendam inilah duel El Clasico begitu dahsyat dan penuh muatan “politis terselubung”; meski tak pernah terjadi bentrok berlebihan antara fans Barcelona dan Real Madrid.

Ketegangan inilah yang membuat, setiap kemenangan begitu berharga, secepat perjalanan mesin waktu. Pada awal 2000-an, Real Madrid begitu dominan terhadap Barcelona. Namun, pada empat tahun terakhir, giliran Barcelona yang lebih unggul. Kejadian paling mencolok yang tergambar dalam mesin waktu adalah laga pada 29 November 2010.

Kala itu, Barcelona menang besar 5-0 atas Madrid. Gol dicetak Xavi Hernandez, Pedro Rodriguez, David Villa (2 gol), dan Jeffren. Laga ini juga diwarnai aksi lambaian 5 jari oleh Gerard Pique dan Seydou Keita kepada pemain Real Madrid sebagai tanda lima gol tanpa balas yang bersarang ke gawang Iker Casillas.

Kemenangan 5-0 sendiri adalah kemenangan terbesar Barcelona dalam waktu lebih dari 16 tahun. Terakhir kali mesin waktu merekam Barcelona menang besar pada era Johan Cruyff, yaitu tanggal 8 Januari 1994. Uniknya, tercatat, sejak kekalahan 5-0 pada November 2010, hingga saat ini, Real Madrid baru bisa mencatat 1 kemenangan. Sebaliknya, Barcelona sukses mengukir 4 kemenangan. Real Madrid juga begitu rawan kartu ketika menghadapi Barcelona. Ada 6 kartu merah dalam 9 laga El Clasico terakhir.

Real Madrid yang berjuluk Los Blancos juga lebih sering mengedepankan taktik defensif saat menghadapi Barcelona, yang disebut oleh media Spanyol sebagai taktik pengecut. Namun, sebenarnya taktik ini adalah taktik paling realistis jika sebuah tim ingin menang menghadapi Barcelona. Dengan rangkaian hasil buruk ini, barangkali para pemain Real Madrid tertarik untuk memakai mesin waktu dan menganalisis bagaimana “kakak-kakak mereka” menang atas Barcelona di era 2000-an.

Sementara itu, para pemain Barcelona era sebelumnya, terutama era ketika dihitamkan oleh Jenderal Franco, seandainya masih hidup pasti pula lebih memilih untuk menggunakan mesin waktu untuk melihat pembalasan dendam atas Real Madrid. Bahkan, seandainya mesin waktu itu bisa dimodifikasi untuk membuat seseorang terus remaja, mungkin para pemain Barcelona tempo dulu ingin pula menggunakan mesin waktu untuk berlaga dengan Real Madrid era modern yang kurang bertenaga.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments

Post a Comment