Motor Gede - Antara Eksistensi dan Gengsi

No Comments
sejarah motor gede harley davidson

Gagah dan berkelas, itulah kesan yang muncul ketika terdengar kata motor gede. Motor gede atau yang lebih populer dikenal dengan akronim moge memang tidak bisa dipungkiri telah mewakili suatu komunitas masyarakat tertentu yang identik dengan golongan “kelas atas”. Motor gede yakni motor dengan ukuran besar tentu tidak bisa dikuasai pengendaraannya oleh semua orang.

Rangkanya yang besar dan bobotnya yang berat kiranya bisa dikendarai oleh mereka yang memiliki tubuh cukup besar dan kuat. Motor gede takhanya identik dengan kemewahan namun juga identik dengan ketangguhan, dengan pria-pria berotot.

Kita biasa menjumpai pengendara motor gede ialah lelaki. Jarang atau mungkin hampir tidak pernah melihat pengendara motor gede ialah kaum perempuan. Bentuknya yang besar seolah memungkinkan hanya lelaki saja yang sanggup dan pantas mengendarainya. Kaum perempuan cukup puas dibonceng mengendarai motor gede berkeliling kota.

Beberapa produk model motor gede di antaranya sport, fat boy, copper, classic, dan modern. Model-model tersebut menentukan harga. Terlebih lagi dengan merek perusahaan, seperti Harley Davidson, Aprilia, BMW, Yamaha, dan Honda. Motor gede memang identik dengan merk Harley Davidson. Sebab ketika itu, Harley Davidsonlah yang menjadi pioner motor gede di dunia.

Sejarah Motor Gede Harley Davidson

Harley Davidson pertama diproduksi pada 1903 oleh dua pemuda berusia 20 tahunan bernama William Harley dan Arthur Davidson. Motor yang mereka rakit berkapasitas 60 cc dengan menggunakan mesin satu silinder. Keberhasilan kedua pemuda Harley dan Davidson dalam merancang motor, membuat saudara Davidson tertarik untuk bergabung. Akhirnya mereka membuat sebuah korporasi bernama Harley-Davidson Motorcycles Co.

Ketika itu, Harley-Davidson Motorcycles Co. Baru mampu memproduksi tiga buah motor saja. Barulah pada 1906, korporasi Harley-Davidson Motorcycles Co. berhasil menancapkan bisnis otomotif mereka dan mampu membuat 150 unit motor.

Berbekal kecepatan dan ketangguhan motornya yang unggul, pihak kepolisian banyak memesan dan menggunakan motor keluaran Harley-Davidson Motorcycles Co. untuk kepentingan kelengkapan sarana pengamanan. Perusahaan Harley-Davidson Motorcycles Co. menjadi perusahaan otomotif yang mengeluarkan motor gede dengan kesuksesan yang luar biasa.

Pada tahun-tahun berikutnya, produksi motor gede mereka meningkat terus seiring dengan kebutuhan ketersediaan atas motor gede berkecepatan tinggi namun lincah. Peningkatan produksi karena besarnya permintaan terus meningkat tiap tahunnya.
  • Tahun 1909 memproduksi 1.149 unit motor.
  • Tahun 1913 memproduksi 13.000 unit motor.
  • Tahun 1916 hingga 1918 memproduksi 20.000 unit motor.
  • Tahun 1920-an memproduksi 28.189 unit motor.
  • Tahun 1936 memproduksi 9.812 unit motor.
  • Tahun 1941-1945 memproduksi 90.000 unit motor.
  • Tahun 1948 memproduksi 31.163 unit motor, terlebih pada tahun 1950 pesaing terberatnya yakni Indian, mengalami kebangkrutan.
Tahun 1957, Harley-Davidson Motorcycles Co. memproduksi motor gede dengan model The Sportster (sport) yang menjadi The Father of Superbikers (pionir motor gede). Tahun 1963, Harley-Davidson Motorcycles Co. melakukan penggunaan fiberglass pada produk-produk motor gedenya.

Kesuksesan yang diperoleh Harley-Davidson Motorcycles Co. dibarengi juga dengan jatuh bangun perusahaan dalam berinovasi dalam model produk motor gede dan mengelola pasar dengan baik. Keberadaan Indian yang sempat menjadi saingan terbesar ternyata diikuti pula pada tahun-tahun setelah kesuksesan tersebut dengan muncul pesaing lainnya.

Terlebih setelah dilakukan merger antara Harley-Davidson Motorcycles Co. dengan American Machine and Foundry (AMF) pada tahun 1965 yang dianggap sebagai masa gelap bagi korporasi Harley-Davidson Motorcycles Co. Pesaing-pesaing lain yang muncul dari Jepang begitu mendominasi dengan mengeluarkan motor gede dengan harga yang lebih murah.

Pada tahun 1970 dan 1980, motor gede buatan Honda, Kawasaki, Yamaha, dan Suzuki memasuki pasar Amerika. Masuknya perusahaan asal Jepang dengan menjual produk sejenis yang lebih murah membuat omset Harley-Davidson Motorcycles Co. sempat menurun drastis.

Mengantisipasi kebangkrutan yang sudah ada di depan mata, akhirnya Harley-Davidson Motorcycles Co. melakukan peminjaman dana dari Citicorp sebesar US$ 80 juta untuk membeli kembali saham yang telah dikuasai oleh AMF. Barulah pada tahun 1986, Harley-Davidson Motorcycles Co. kembali menata penjualan produk mereka (mootor gede) di pasar Amerika.

Komunitas Motor Gede

Kesuksesan penjualan motor gede keluaran Harley-Davidson Motorcycles Co. membuat fenomena unik yang hingga saat ini menjadi ikon pemilik sekaligus pengendara motor gede. Kekhasan itu berupa munculnya komunitas pencinta motor gede dengan berbagai atributnya yang dimulai dari tahun 1950-1960.

Atribut yang dikenakan biasanya penggunakan jaket kulit, penggunaan tato pada tubuh pengendara, disertai kondisi rambut yang panjang. Femonena khas ini diperlihatkan oleh Marlon Brando dalam film Wild Ones, yang kemudian menjadi ciri khas pencinta motor gede di seluruh dunia, meskipun saat ini tidak mesti selalu bertato dan berambut panjang.

Kehadiran motor gede keluaran Harley-Davidson Motorcycles Co. tak hanya diperlihatkan Marlon Brando saja. Elvis Presley, Arnold Schwarzeneger (dalam film Terminator), dan Keanu Reaves, terlihat akrab dengan motor gede Harley Davidson.

Komunitas Harley secara resmi berdiri pada tahun 1983 dengan nama Harley Owner Group (HOG). Komunitas ini sering melakukan road trip atau perjalanan menelusuri berbagai kota dengan mengendarai motor gede. Dalam serial kartun Spongebob pun terdapat salah satu episode yang membahas komunitas motor gede bernama Wild Ones. Dalam serial tersebut disebutkan bahwa Wild Ones selalu berkendara menelusuri berbagai kota. Moto mereka ialah: mengendarai untuk hidup, dan hidup untuk mengendarai.

Hanya saja, dalam akhir serial Spongebob terdapat “kejutan”, yakni yang melewati kota Bikini Bottom ialah Mild Ones, bukan Wild Ones. Tentu saja berbeda, Wild Ones dianggotai pria bertubuh kekar, masih muda, rambut panjang, dan bertato. Sementara Mild Ones dianggotai pria tua yang ternyata gemar juga mengendarai motor gede.

Di Indonesia, komunitas motor gede pun banyak. Beberapa komunitas motor gede tersebut tersebar di tiap kota, terlebih kota besar di Indonesia, di antaranya yaitu Komunitas Harley Davidson Indonesia (KHDI), Ikatan Motor Gede (IMG), Persaudaraan Motor Antik dan Motor Besar Bali (PMABB), Harley Owner Group Bandung (HOGB), Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI), Harley Davidson Klub Indonesia (HDKI), dan masih banyak lagi komunitas lainnya.

Syarat keanggotaan komunitas motor gede sebenarnya tak repot. Kepemilikan rambut panjang dan tato pada tubuh bukanlah suatu kewajiban. Bukan pula suatu prosesi yang harus dilaukan sebagai salah satu bentuk ritual penerimaan anggota komunitas motor gede. Persoalan rambut panjang dan tato ialah persoalan selera, lebih personal, tergantung individu masing-masing.

Hal yang menjadi syarat utama bergabung dengan komunitas motor gede ialah kepemilikan motor, tentunya motor gede, bukan motor sejenis motor bebek. Kebiasaan melakukan tur keliling kota menjadi ritual rutin bagi komunitas motor gede di dunia. Pertemuan yang berisikan jalinan keakbraban sesama anggota, menjalin kekerabatan, dan saling bertukar informasi mengenai model keluaran terbaru bahkan perawatan motor gede menjadi momen yang sangat berharga dan memunculkan loyalitas terhadap komunitas dan sesama.

Loyalitas menjadi hal kedua yang diutamakan dalam keanggotaan komunitas motor gede. Rasa persaudaraan yang kuat dan kepemilikan atas komunitaslah yang akan membuat komunitas motor gede tersebut terus bisa “eksis”. 

Harga motor gede memang terbilang cukup mahal. Untuk harga motor bekas saja, harganya bisa bermula dari 17 juta rupiah untuk merek dan model yang biasa, seperti merk CB dari Honda. Untuk motor bekas merk Harley Davidson, harganya bisa bermula dari sampai 70 juta rupiah.

Semuanya memang bergantung model dan merek. Untuk harga normal motor gede keluaran terbaru dengan model sederhana atau biasa, dengan merek Harley Davidson, bermula dari kisaran harga 200 juta rupiah. Memang sebuah nominal yang sangat fantastis untuk ukuran sebuah motor yang jika ketika cuaca hujan, masih tetap akan basah terhujani. 

Kepemilikan motor gede bukan hanya ditekankan pada kebutuhan namun lebih pada kesukaan, hobi. Lain halnya untuk kepentingan pengamanan seperti kalangan instansi kepolisian dan sejenisnya, kepemilikan motor gede untuk memudahkan proses pengamanan lalu lintas dan massa. Kepemilikan motor gede, bisa juga tidak dilihat dari segi kebutuhan, maupun hobi. Bisa juga dilihat dari segi gengsi atau sekadar menunjukkan eksistensi.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments

Post a Comment