Mengupas Kearifan Para Pahlawan Versi Hollywood

No Comments
Dunia tanpa pahlawan? Ah, tak mungkin. Sebobrok apa pun dunia, sosok yang jadi panutan dan idola pasti ada. Sekusut bagaimana pun kehidupan, tokoh yang dalam dirinya berkumpul sifat-sifat mulia, akan bermunculan. Pahlawan adalah sebuah kemestian sejarah dan akan selalu ada di setiap jaman.

Susahnya Mencari Pahlawan Sejati

Besarnya kebutuhan dunia akan pahlawan membuat sosok yang selalu mementingkan orang lain itu dan tidak jarang sampai mengorbankan harta, tenaga, bahkan nyawa sekali pun, tak lekang digerus jaman. Tidak akan pupus walaupun ia secara fisik telah meninggal dunia puluhan atau pun bahkan ratusan tahun silam. Namanya abadi dan dikenang sebagai pahlawan.

Lalu bagaimana dengan mereka yang masih hidup dan memiliki karakter seorang pahlawan, apakah bisa dianggap pahlawan? Dan di masa yang cenderung damai ini, apakah masih ada seorang pahlawan dalam arti yang sebenarnya? Yaitu mereka yang bertaruh nyawa demi orang lain yang tidak ada hubungan keluarga atau bukan karena tuntutan profesi atau pekerjaan?

Mungkin agak susah mencari dan mengatakan seseorang itu pahlawan. Jika guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, itu karena profesinya. Andai seorang ayah atau ibu disebut sebagai pahlawan bagi keluarga, wajar -wajar saja karena itu bukti tanggung jawabnya terhadap keluarga. Dan kalau pun seorang pekerja migran (TKI/TKW) disebut sebagai pahlawan devisa, lagi-lagi itu karena tuntutan pekerjaannya yang membuat ia dianugerahi 'gelar' tersebut. Susah bukan mencari the real hero?

kisah pahlawan super hollywood spiderman

Sosok Pahlawan Versi Hollywood

Susah mencari pahlawan itu ternyata tidak berlaku bagi Hollywood. Sebagai ikon industri perfilman tingkat dunia, Hollywood mampu berkreasi 'melahirkan' para pahlawan sejati di masa sekarang. Tak percaya? Pergi saja ke bioskop-bioskop yang sedang memutar film atau membeli DVD film di emperan-emperan toko. Pasti, akan ditemui sosok para pahlawan tersebut.

Ya. Hollywood sebagai industri kreatif dalam bidang perfilman, dengan suksesnya mampu membawa sosok imajiner para pahlawan ke layar lebar dan membuatnya seakan-akan nyata. Mereka, para pahlawan fiktif itu seolah benar-benar ada sosoknya dan berbagi dunia dengan kita. Pun dari cerita hidup mereka, kita seperti melihat kehidupan seorang pahlawan sejati. The real hero!

Berikut ini dua sosok pahlawan sejati versi Hollywood. Mereka sering wara-wiri di bioskop-bioskop Indonesia dan dunia. Kehidupan para pahlawan atau superhero ini sudah banyak menginspirasi banyak orang. Siapa saja dan di mana saja.

Spiderman, Pahlawan yang Galau

Jauh sebelum kata galau menjadi trend bagi anak-anak muda zaman sekarang, Hollywood sudah menampilkannya. Ia ada dalam kehidupan Peter Parker atau yang lebih dikenal sebagai Spiderman, si pahlawan manusia laba-laba.

Dikatakan galau karena sepanjang hidupnya, sang pahlawan selalu dirundung masalah yang membuat kehidupan pribadinya morat-marit. Walaupun punya kekuatan super di atas rata-rata manusia pada umumnya, itu tak menjamin Spiderman jadi bahagia.

Dikisahkan, konflik batin yang rumit selalu membelitnya. Mulai dari susahnya mencari pekerjaan yang layak, rumitnya kehidupan cinta, hingga konsekuensi yang harus diterimanya karena harus menjalani dua kehidupan yang berbeda. Kehidupan sebagai manusia biasa dan sebagai pahlawan.

Tapi di sinilah yang membuat Spiderman jadi tokoh pahlawan yang dicintai oleh banyak orang. Melihat kisah hidup Spiderman seakan melihat cermin dari kehidupan manusia pada umumnya. Yaitu kehidupan yang tak selalu bertabur canda dan tawa bahagia, tapi juga tangis kesedihan, kecewa, putus asa, juga pasti dirasakan. Itu merupakan satu paket dari kotak yang bernama kehidupan.

Dalam beberapa film Spiderman yang telah ditayangkan, selalu ditunjukkan bagaimana rapuhnya kehidupan manusia itu. Bahkan bagi seorang pahlawan seperti Spiderman, tak luput dari kenisbian hidup. Dan dalam konteks arti keberadaan seorang pahlawan, kita pun diajak untuk bertanya, apakah dunia ini masih butuh sosok seorang pahlawan?

Hal ini tergambar jelas pada film Spider-Man 2 (2004). Yaitu ketika terjadi dialog antara Peter Parker dengan bibinya (Bibi May). Saat itu, Peter Parker sedang berkubang dengan depresi yang dalam. Hingga akhirnya ia memutuskan'membuang' kehidupan sebagai seorang pahlawan. Peter jenuh menjadi Spiderman yang membuat pujaan hatinya (Mary Jane) jadi menjauh. Ia pun lelah karena pahlawan bukanlah 'profesi' yang memberi kebahagiaan dalam hidupnya.

Sang bibi lalu menasehatinya dengan kata-kata yang memotivasi dan menginspirasi. Berikut ini kutipan dari kalimat tersebut, "Tuhan tahu, anak seperti Henry perlu pahlawan. Orang berani yang rela berkorban, contoh bagi kita semua. Semua orang suka pahlawan. Orang baris mau melihat, menyoraki, meneriakkan nama mereka. Nanti mereka akan cerita, berdiri berjam-jam dalam hujan hanya untuk melihat sekilas orang yang menyuruh mereka bertahan".

Jelas, hadirnya pahlawan memang diperlukan. Bukan hanya bagi dirinya sendiri, tapi juga untuk orang lain. Banyak hal-hal spektakuler dan luar biasa bisa terjadi karena ada pahlawan yang menggerakkannya. Terkadang ia ada di barisan terdepan untuk menjadi teladan dan acuan orang untuk mengikutinya. Tapi terkadang juga ia ada di belakang dan tidak dikenal. Namun kehadirannya jadi sumbu penyemangat terjadinya sebuah perubahan atau kehidupan yang lebih baik.

Tak berlebihan bila pahlawan seringkali jadi sosok yang sangat dihormati dan dibanggakan. Lintas generasi, lintas zaman, sosok seorang pahlawan akan selalu lestari. Karena dari sosoknyalah, banyak orang belajar arti keberanian, keteguhan dan pengorbanan bagi manusia yang lain.

Batman, Pahlawan yang Terkucilkan

Satu lagi karakter yang harus dimiliki oleh seorang pahlawan adalah keikhlasannya dalam berbuat. Semua pengorbanan yang ia lakukan harus dilandasi tekad untuk tidak ingin menerima balasan apa pun. Baik itu pujian atau penghargaan dalam berbagai bentuk. Ketulusan harus jadi karakter utama seorang pahlawan. Tanpa itu, sehebat apa pun perbuatan yang telah ia lakukan, tetap tak membuatnya layak disebut sebagai pahlawan. Karakter inilah yang terlihat pada sosok Batman, pahlawan fiktif lainnya versi Hollywood. Jika Spiderman dikenal sebagai manusia laba-laba, maka Batman adalah manusia kelelawar.

Bruce Wayne adalah nama aslinya. Seorang milyuner yang punya masa lalu kelam dan traumatis. Namun, ia mampu bangkit dan mempersembahkan hidup untuk menjaga keamanan kota kelahirannya, Gotham. Menjadi pahlawan pelindung kota.Namun, semua usaha dan pengorbanan sebagai pahlawan bagi kota tercintanya, Gotham, menemui ujian berat. Yaitu ketika ia harus memilih untuk dikambing hitam dari kejahatan musuhnya. Itu dilakukan agar keamanan kota tetap terjaga. Ini bisa dilihat di film The Dark Knight (2008).

Dalam film tersebut, diceritakan Batman memutuskan mundur dari dunia pahlawan. Ia menganggap Gotham tak lagi butuh sosok pahlawan seperti dirinya. Namun, mundurnya Batman tidak diiringi dengan ucapan atau perlakuan yang layak. Tapi sebaliknya, pandangan miring dan cemoohan dialamatkan kepadanya. Di sinilah, ketulusan Batman dalam melakukan perannya sebagai seorang pahlawan, diuji. Dan ia berhasil.

Begitu pula dalam hidup. Begitu banyak sosok pahlawan yang tidak menerima penghargaan yang pantas atas jasa kepahlawanannya. Bahkan lebih banyak lagi yang dilupakan. Tapi, seorang pahlawan sejati tak butuh itu semua. Penghargaan atau perlakuan layak. Pahlawan berbuat karena ia ingin berbuat. Dan menganggap itu adalah takdirnya sebagai seorang pahlawan dengan segala risiko yang akan dihadapi.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments

Post a Comment